A strong being

Night is cold
but not your heart.
The sunny day is hot,
but not your temper.

The weather doesn’t budge you,
Neither your motivation.
You keep being strong,
In any situation.

Things that make you sad,
Never makes you bad.
Things that makes you cry,
Never stops you to try.

Past became your burden,
But not any longer.
Day by day,
You beautifully be stronger.

Stumble upon any obstacle,
Is just your way to be better.
You refuse breaking up to pieces,
Let alone need any stiches.

Your smile bring a bliss,
Even after tears.
A way to be strong,
Is something you don’t miss.

You are strong, is that all your being,
Even is your spirit, deep within,
Even if no one to give you the wish,
Even if you feel otherwise.

You just gotta believe it
Cause i want to believe it
Cause i want to be strong
Just like you, all along

Sidoarjo. 19 Februari 2023
Rahmatullah Barkat

I asked God…

I asked for strength
And God gave me difficulties to make me strong.

I asked for wisdom
and God gave me problems to learn to solve.

I asked for prosperity
and God gave me a brain and brawn to work.

I asked for courage
and God gave me dangers to overcome.

I asked for love
and God gave me people to help.

I received nothing I wanted.
I received everything I needed.

Ps: I don’t know whose quote is this, but it became my mantra since i found it

Maybe on the other side

Maybe on the other side of reality
You and I, are on unity
We are happy, free from the scrutiny
Live the life in sincerity

Maybe on the other side of reality
We do everything together, on close proximity.
Sharing endlessly as if life was an eternity
No regret, not having any thing to worry

Maybe on the other side of universe
I don’t have to feel awake when i close my eyes to take a break
I don’t have to be a whisper when i need to be a screamer
I don’t have to find a shadow just to find place to cast my sorrow

Maybe on the other side

Sidoarjo
Rahmatullah Barkat

Berdiri sendiri

Aku tadinya ingin mengajakmu
Duduk di sebelah ku, berdua menikmati senja
Cukup lihat batas langit dan laut itu bertemu
dan kita tak perlu berkata apa apa

Aku tadinya ingin mengajakmu
Ke tempat paling nyaman untuk melihat senja
Cukup duduk di pasir yang menjadi alasnya
dan kita tak perlu mengkhawatirkan apa-apa

Aku tadinya ingin mengajakmu
Di depan senja sempurna, kita ekspresikan cinta yang sederhana
Cukup saling bersandar di bawah langit biru merah
dan kita ciptakan kenangan bahagia, untuk dipakai bernostalgia

Namun, apa daya, aku tahu aku tak bisa
Dimana takdir membawa, di situlah justru kita terpisah
Agenda bertelanjang kaki, berdua nikmati angin yang menerpa
Sambil melihat langit yang jingga, akhirnya sebatas wacana

Kini.. aku berdiri sendiri, menyaksikan hitam perlahan menyelimuti
Langit yang tadinya biru, awan yang tadinya putih
Hati yang semula luluh, senyum yang semula berseri-seri
Semua karena pilihanmu, untuk berpisah sampai di sini

Di laguna, yang tak sempat membuat kita terlena

Surabaya, 12 Februari 2020
Rahmatullah Barkat

Rindu Pada Kita

Tidak sampai hujan, rindu itu sudah mengguyur
Mencegah raga beranjak, dalam diam kutersungkur.
Kutatap langit, ternyata mendung. Tapi bukan dengan mata.
Mungkin panca roba itu sedang melanda, apa yang ada di dada.

Tiba tiba saja aku rindu. Pada mu, pada kita.
Bukan seperti kehilangan rasanya, namun sebaliknya.
Kumelihat matamu yang bulat, lekat dan dalam.
Justru saat aku menutup mata, gelap dan hitam.

Tulisan ini, bisa saja tak akan pernah kau baca.
Rindu ini, bisa saja tak akan pernah kau rasa.
Namun kutak peduli, rasa ini terasa nyata.
Nyaman, menyiksa, bergantian menyapa.

Aku rindu.
Padamu, pada kita.
Pada api yang membakar, menguapkan nafas kita.
Pada dingin yang mengkristal, kita terlelap bersama.

Aku rindu.
Pada kita.
Saat kita bercerita.
Saat kita bercinta.

Surabaya, 20 Januari 2020.
Rahmatullah Barkat.

Tiap-tiap

Tiap titian pengalaman
Antara raga, tak jarang kita ciptakan
Gesekan, tubrukan, bahkan cacian
Hingga lahirnya isak tangisan

Tiap dentuman jam tangan
Melewati waktu menjadi sebuah perjuangan
Dingin tanpa dekapan nyaman
Sepi tanpa bertukar percakapan

Namun, tiap rintisan hujan,
Kutemukan kita dalam angan,
Perjalanan ini, kita sepakat bagi sepadan
Baik buruknya makanan, sama-sama kita telan

Jangan lagi, tiap luka akibat serpihan perbedaan
Lekas kita tutupi perban
Dibiarkan sembuh sendiri, pelan-pelan
Tanpa dicegah dan dipikir sampai ke depan

Pujaan, bisakah kuajak kita belajar berbarengan?
Meredam ego dalam dada, memaafkan kesilapan
Meski luka kita masih menganga, remukkan perasaan
Masih ada berjuta-juta harapan yang belum kita wujudkan

Surabaya, 19 September 2019
Rahmatullah Barkat

Apakah kamu bahagia?

Pagi ini, seorang kawan lama mengontak
Apakah kamu bahagia?
Sekonyong pertanyaan itu menyeruak
Aku tersedak, tersentak, meski tanya itu terdengar biasa

Kucoba mencari dalam hati, ada gejolak
Apakah ada bahagia?
Bila dijawab iya, rasanya terdengar terlalu congkak
Bila dijawab tidak, terdengar kurang bersyukurkah?

Lantas, jawaban apa yang masih jujur dan layak?
Rasanya lebih sederhana menjawab tanpa kata,
Membiarkan jawaban dari rona yang tampak
Tapi kuyakin dia bingung, tak akan dia temukan ekspresi apa-apa

……

Summer has come and passed
The innocent can never last
Wake me up when September ends

……

As my memory rests
But never forgets what I lost
Wake me up when September ends

……


Di tengah lantunan, kutemukan jawabannya,

Raut ini hanya lelah,

Tubuh ini ingin rebah,

Mengurai gerah, gundah, keluh dan kesah

……

Terima kasih telah bertanya